Pusat pemerintaha Kabupaten Nagekeo berlokasi di Mbay. Luas wilayah 1.386 km persegi dan berpenduduk 110.147 jiwa. Wilayah ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Ngada. Kabupaten Nagekeo sendiri untuk saat ini secara administrasi terdiri dari 7 kecamatan:
1.Mbay
2.Aesesa
3.Boawae
4.Mauponggo
5.Nangaroro
6.Keo Tengah
7.Wolowae,
dengan 90 desa atau kelurahan.
DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undangnya pada 8 Desember 2006. Kabupaten Nagekeo adalah 1 dari 16 Kabupaten/Kota baru yang dimekarkan pada 2006. Ke-16 Kabupaten/Kota baru tersebut adalah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kota Subulussalam, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Batubara, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sumba Tengah dan Kota Kotamobagu.
DPR RI sahkan tiga kabupaten baru di NTT.
WILAYAH KABUPATEN NAGEKEO
Ibu Kota : Mbay
Luas wilayah : 1.416,99 km2
Penduduk : 119.104 Jiwa (24.331 kk)
Mata Pencaharian : 18.954 kk Petani
2.Sektor PerikananIbu Kota : Mbay
Luas wilayah : 1.416,99 km2
Penduduk : 119.104 Jiwa (24.331 kk)
Mata Pencaharian : 18.954 kk Petani
1. Sektor Pertanian
Di bidang pertanian, misalnya, Nagekeo menyimpan potensi luar biasa. Dari luas wilayah Nagekeo 1.416,99 km2, terdapat 69.581,4 ha lahan pertanian yang terindikasi berpotensi. Namun lahan yang fungsional hanya seluas 30.720,99 ha atau seluas 38.860,41 ha lahan masih berupa lahan tidur. Khusus di Mbay sendiri, dari 50.325 ha luas wilayah, terdapat 8.664,26 ha lahan yang berpotensi, sementara 8.126,8 ha lahan yang fungsional. Lahan sawah di Mbay yang berpotensi sebanyak 4.272,67 ha, yang fungsional 3.735,21 ha. Sementara lahan kering di Mbay seluas 4.391,59 ha semuanya sudah difungsikan.
Di bidang pertanian, misalnya, Nagekeo menyimpan potensi luar biasa. Dari luas wilayah Nagekeo 1.416,99 km2, terdapat 69.581,4 ha lahan pertanian yang terindikasi berpotensi. Namun lahan yang fungsional hanya seluas 30.720,99 ha atau seluas 38.860,41 ha lahan masih berupa lahan tidur. Khusus di Mbay sendiri, dari 50.325 ha luas wilayah, terdapat 8.664,26 ha lahan yang berpotensi, sementara 8.126,8 ha lahan yang fungsional. Lahan sawah di Mbay yang berpotensi sebanyak 4.272,67 ha, yang fungsional 3.735,21 ha. Sementara lahan kering di Mbay seluas 4.391,59 ha semuanya sudah difungsikan.
Nagekeo memiliki potensi laut yang cukup menjanjikan. Potensi nener (bandeng) dan udang di perairan Marapokot amat besar. Dulu, pada era 1980-an, dari perairan Marapokot bisa menghasilkan 50 juta nener per tahun. Sebagian besar dikirim ke tambak-tambak bandeng di Jawa Timur. Sampai saat ini belum digarap secara serius penangkapan ikan dan budidaya rumput laut.
3.Sektor Peternakan
Di sektor peternakan, Nagekeo kaya akan kambing/domba, khususnya di Kecamatan Aesesa yang dikirim hingga ke Sulawesi Selatan. Selain itu, ada juga ternak kerbau, sapi, babi dan unggas.
4.Sektor Pertambangan
Nagekeo cukup kaya dengan beberapa bahan galian seperti galian konstruksi, galian industri dan galian logam mulia. Hasil penelitian LPPM-ITB menyatakan, potensi bahan galian, antara lain bahan galian golongan C (BGGC), diantaranya bahan galian konstruksi (sirtu), bahan galian industri (tanah liat, marmer, granodiarit dan zeolit) serta bahan galian logam (emas, perak, tembaga, biji besi dan mangan).
Bahan galian konstruksi, yakni sirtu ada di Kecamatan Aesesa, yang terindikasi sebanyak 2.783.483 m3. Sirtu di Kecamatan Boawae berada pada lahan seluas 383 ha dengan jumlah hipotik 191.908.817 m3. Sementara untuk bahan galian industri yakni tanah liat juga terdapat di Danga (Aesesa) yang penyebarannya pada 753 ha dengan ketebalan 2 M yang terdata secara hipotik 15.078.786 M3.
Sementara itu di Desa Nggolonio terdapat Granodiorit pada 679 ha dengan data hipotik sebesar 339.000.000 M3. Sementara Zeolit terdapat di Marapokot (Aesesa) dengan luas penyebaran 9,6 ha dengan indikasi 1.387.598 m3. Di Nagaroro zeolit tersebar di pinggri jalan Bajawa hingga Ende seluas 313 ha yang terdata secara hipotik sebanyak 265.334.055 m3.
5.Sektor Kerajinan
Kerajinan Tenun : Mbay, Tonggo dan Maundai (senda woi dan pete)
Kerajinan Anyaman : Keo Tengah, Nangaroro (Lontar dan pandan)
NAGEKEO.
BalasHapuskamu feo leko bhila ko eko
laka lelo imu latu be'o
nagekeo kita ma'e ghewo
mbana leo kita dhesi meno
po'e molo ne'e lawo tonggo
mo pongo kita sa woso
po'e wali ne'e ragi bai
mo dhawi muri ngai
hallo..... semuanya salam knl ya.....
saya nando anak nasawewe, keotengah
saya bangga adek22 semua punya inisiatif membentuk organisasi nagekeo, jaga dan berikanlah yang terbaik untuk nagekeo....
coba, kmu kontekke makassar, disana juga ada ikatan keluarga besar nagekeo...
GBU..
ok ma kasih ya dah berkunjung ke blog imnas,kami akan mengembangkan nagekeo...
BalasHapusALOOW future leader surabaya..!!! sy selaku ketua PERMASNA kupang menyampaikan Profisiat atas kreatifitas teman-teman,, kita sebagai salah 1 elemen masyarakat nagekeo dipandang perlu untuk mendukung pembangunan daerah dalam bentuk apapun,, media kaderisasi organisasi dengan peningkatan kapasitas dan kualitas kader muda nagekeo, sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan daerah tercinta Nagekeo. "SDM KUNCI UTAMA PEMBANGUNAN DAERAH".. I LOVEEE U PULLL NAGEKEO....
BalasHapusfor Andi: thanks tuk dukungannya...
BalasHapus